Dekolonisasi Pengetahuan: Bantahan Terhadap Dominasi Pengetahuan Barat dan Bias Eurosentrisme

 

Naskah-Naskah Jawa. Sumber: Dunia Manuskrip Jawa, 2018.

Dekolonisasi merupakan satu wacana yang lahir dari studi pascakolonialisme. Wacana dekolonisasi pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Jerman, Moritz Julius Bonn pada tahun 1930-an. Dekolonisasi ialah negasi atas praktik kolonisasi, dan upaya mencapai kedaulatan atas dominasi struktural baik politik, ekonomi, psikologi, dan budaya pasca kolonialisme.

Wacana dekolonisasi lahir dari kesadaran struktural atas proses kolonialisme negara-negara barat terhadap negara-negara jajahannya. Kesadaran ini berupaya untuk melepaskan diri dari dominasi pengaruh yang ditinggalkan oleh negara kolonial. Dekolonisasi kemudian muncul sebagai pandangan epistemologis dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, yang secara kritis membantah konstruksi-konstruksi kolonial yang bias kepentingan dan berhasrat dominan.

Salah satu bentuk paling signifikan dalam wacana dekolonisasi ini adalah dekolonisasi pengetahuan. Wacana ini belakangan muncul sangat populer di kalangan para ilmuwan. Dekolonisasi pengetahuan kini bahkan dipandang sebagai salah satu bentuk paling penting dari upaya dekolonisasi. Hal ini disebabkan agresi pengetahuan yang dihasilkan para sarjana kolonial menyentuh aspek paling penting dari kesadaran diri suatu masyarakat, yaitu identitas dan kebudayaan.

Aktivitas produksi pengetahuan para sarjana kolonial meninggalkan sejumlah permasalahan serius dalam aspek kebudayaan masyarakat. Hal ini berdampak pada pembentukan mentalitas inferior masyarakat pasca kolonial. Pengetahuan yang dihasilkan bahkan sampai pada tahap dehumanisasi, sebagai konstruksi masyarakat jajahan yang kurang-manusia dan kurang-beradab dalam ukuran kemanusiaan dan peradaban barat. Atas dasar ini Frans Fanon termasuk yang paling awal memaknai dekolonisasi sebagai upaya untuk menciptakan manusia baru melalui proses liberasi.

Produksi pengetahuan ini kemudian berlanjut menjadi aktivitas orientalisme. Edward W. Said menuturkan bahwa aktivitas intelektual para sarjana barat terhadap masyarakat bangsa timur tidak dapat dilepaskan dari kepentingan imperialisme. Konstruksi pengetahuan masyarakat timur yang dihasilkan ialah gambaran sarjana barat yang bias eurosentrisme dan sarat kepentingan dominasi pengetahuannya.

Comments