Bangsa
Indonesia terkenal sebagai bangsa yang pluralistik, karena terdiri dari
keanekaragaman suku, budaya, agama, bahasa, dan keanekaragaman lainnya. Bahkan,
keanekaragaman golongan tersebut memberikan andil dan mempunyai pengaruh yang
besar atas lahirnya Bangsa Indonesia ini. Ya, lahirnya Bangsa Indonesia ini
tidak lain dan tidak bukan karena berbagai golongan tersebut walaupun berbeda
dalam suku, budaya, agama, dan bahasa, tapi mereka mempunyai satu tujuan dan
cita-cita yang sama yaitu sebagai Bangsa yang terjajah dan mempunyai keinginan
yang kuat untuk merdeka sebagai Bangsa yang berdaulat dan bersatu. Dengan
lahirnya Bangsa Indonesia yang terkenal dengan keberagamannya, maka sebagai
bangsa yang merdeka, perlu untuk dibentuknya ikatan-ikatan baru untuk
mempersatukan keberagaman di dalamnya, seperti bahasa nasional, lambang Negara,
dasar dan ideologi Negara, semboyan Nasional, nasionalisme dan patriotisme,
serta ikatan lain yang sifatnya nasional. Ikatan baru tersebut, dijadikan
sebagai identitas dan jati diri bangsa serta sebagai alat pemersatu Bangsa.
Mencintai
kebhinekaan sebagai jati diri Bangsa ini bukanlah hal yang sulit untuk dihayati
dan dilaksanakan bersama-sama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena
seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa kebhinekaan dan keanekaragaman ini
sudah ada sejak lahirnya Bangsa Indonesia. Dengan begitu, kita yang hidup di
era reformasi ini harus terus melanjutkan dan melestarikan ciri khas Bangsa ini
serta berusaha untuk terus memperbaiki apabila ada masalah yang menyangkut
kebhinekaan dan keanekaragaman ini.
Menteri
Pertanian dan Sumber Daya Air Australia, Hon Barnaby Joyce mengatakan saat
kunjungannya ke Indonesia tanggal 7 Oktober 2015, dia merasa kagum dengan rasa
toleransi yang diterapkan oleh Bangsa Indonesia terhadap kebhinekaan yang ada,
hal ini ditunjukkan dengan saling berhadapannya antara Masjid Istiqlal dan
Gereja Katedral di Jakarta. Presiden Joko Widodo pun mengatakan dalam
sambutannya di acara pembukaan kegiatan pesta paduan suara gerejawi tingkat
Nasional ke-2 yang diselenggarakan di Stadion Karang Panjang Ambon tanggal 6
Oktober 2015, bahwa kebhinekaan itu ibarat paduan suara yang terdiri dari
berbagai bentuk suara seperti suara tinggi, suara rendah, bass, tenor, vocal,
dan selainnya dan akhirnya menciptakan harmoni yang indah. Begitu juga
kebhinekaan, walaupun terdiri dari berbagai golongan, kemudian bisa menciptakan
persaudaraan yang rukun dan tentram di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Rasa
toleransi dan mencintai terhadap kebhinekaan harus selalu dijunjung tinggi
dalam kehidupan sehari-hari, dengan begitu kerukunan dan ketentraman pun dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, sebagai Bangsa yang besar,
kita harus selalu menunjukkan identitas dan jati diri Bangsa ini kepada dunia,
agar dunia tahu bahwa kita memiliki
sesuatu yang besar yang tidak dimiliki oleh Bangsa lain.
Comments
Post a Comment