Bulan Juni sampai September kira-kira, adalah masa
dimana universitas-universitas di Indonesia menerima mahasiswa baru.
Siswa-siswa lulusan SMA sederajat mendaftar sesuai dengan universitas dan
jurusan pilihannya masing-masing. Sambutan hangat dari kakak-kakak tingkat yang
tergabung dalam UKM atau HMP terlihat ketika mahasiswa baru melaksanakan ondesk
atau daftar ulang. Mereka akan dibantu jika ada kesulitan dalam proses ondesk
dan biasanya setelah ondesk mereka berkumpul sejenak untuk saling berkenalan.
Selamat datang mahasiswa baru !, identitas baru bagi kalian yang sebelumnya
adalah pelajar.
Kawan, ada banyak hal yang bisa dilakukan di kampus.
Apapun itu yang sesuai dengan passion kita. Pastinya setiap masing-masing dari
kita memiliki jalan dan cara yang berbeda, karena itu pilihan. Dan pilihan
bukan berbicara tentang siapa yang lebih baik.
Kawan, ada yang memilih jalan organisasi. Banyak
menghabiskan waktu luangnya untuk rapat dan rapat. Mereka mengorbankan banyak
waktu dan tenaga hingga larut malam. Hari libur pun mereka gunakan untuk
berkegiatan dengan organisasinya. Bagi saya organisasi adalah ikatan, ikatan
persaudaraan, ikatan keluarga, dan ikatan tujuan yang sama. Banyak hal yang
bisa didapat dalam berorganisasi, salah satunya keterampilan dalam memanage
atau mengelola.
Kawan, ada yang memilih jalan olahraga sebagai
pengembangan keahliannya. Selain hanya belajar di dalam kelas, mereka mempunyai
bakat dan prestasi dalam bidang olahraga. Tak sedikit keahlian dalam bidang
olahraga menunjang mahasiswa dalam meraih prestasi, karna akan ada banyak
kompetisi olahraga yang bisa diikuti.
Kawan, ada yang memilih jalan untuk usaha atau
bisnis. Mereka ingin mandiri semuda mungkin. Mendapatkan uang dari usaha
sendiri. Selain bisnis ada juga yang kerja untuk mendapat uang dari usaha
sendiri. Lumayan untuk tambahan pembelian kebutuhan sehari-hari.
Kawan, selain yang saya sebutkan diatas, masih
banyak lagi yang bisa kita lakukan. Mengikuti lomba-lomba kepenulisan, debat,
desain, juga ada yang memang fokus kuliah saja. UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
yang tersedia juga memberikan banyak pilihan, ada yang bidang kepenulisan,
olahraga, seni, keagamaan, dsb. Tapi bagi kebanyakan mahasiswa pasti pernah
merasakan berorganisasi sekecil apapun.
Tulisan ini bukan untuk
membandingkan diantara banyak pilihan, tetapi ingin memberikan gambaran umum
berdasarkan yang saya amati. Pilihlah jalan yang memang cocok dengan diri kita,
tetapi jangan sampai kita merasa bahwa jalan kitalah yang paling baik. Yang
terpenting tetap mencari kegiatan diluar kuliah.
Kawan-kawan, jangan
lupa dengan membaca dan menulis. Itu merupakan sebuah keharusan bagi mahasiswa,
kemudian berdiskusilah. Kalau dalam tulisan kakak tingkat saya dalam Harian
Solopos kolom Mimbar Mahasiswa, ia beropini bahwa membaca, menulis, dan
berdikusi adalah kewajiban bagi mahasiswa, paling tidak mahasiswa harus banyak
membaca. Nongkrong-nongkrong juga kebiasaan mahasiswa, apalagi kalau sambil
berdiskusi, berusaha mencapai solusi.
Kawan
Baru Ilmu Sejarah
Untuk kawan mahasiswa baru program studi Ilmu
sejarah, satu prodi dengan saya. Kakak tingkat saya bilang, mahasiswa sejarah
bisa benar-benar jadi sejarawan minimal menyelesaikan studinya lima tahun. Maaf
bukan menakutkan, intinya bukan lulus lebih dari empat tahun. Tapi intinya
adalah, mahasiswa sejarah harus siap dengan banyak bacaan atau banyak membaca.
Biasanya yang lulus lebih dari empat tahun dia sudah banyak membaca, tapi itu
juga ga menjamin. Jangan terlalu banyak berfikir tentang lulus, yang penting
mahasiswa sejarah harus lebih banyak bacaannya daripada mahasiswa lain. Karna
sejarah bisa dipelajari oleh siapapun. Skripsi jangan asal lulus, yang penting
cepet lulus. Hati-hati jadi budak korporat. Tapi kalo cepet lulus dengan
kualitas yang tinggi kenapa engga ? tak menutup kemungkinan kan.
Pernah kawan-kawan
takut dengan pekerjaan ? saya juga. Tapi satu hal yang harus dilakukan adalah
totalitas. Kawan-kawan akan mengerti bahwa ilmu sejarah merupakan multidimensi
ilmu, kita bisa bekerja di banyak bidang. Kuliah bukan hanya untuk bekerja dan
belajar bukan untuk lulus. Wajar ketika kita khawatir dengan persoalan
pekerjaan, tapi jangan terlalu larut dan mengakibatkan frustasi. Asalkan
totalitas, saya percaya dengan teori ekonomi yang mengatakan bahwa “semakin
langka suatu barang maka semakin mahal harganya”.
Mahasiswa harus punya
mimpi, tak terkecuali mahasiswa sejarah (terkadang dipandang rendah). Pada
dasarnya mimpi memang tak ada yang realistis. Tapi ingat, dengan usaha kita akan
membuatnya menjadi realistis. Tak lupa dengan do’a pastinya.
Comments
Post a Comment