Mengingat kembali ketika beberapa tahun yang lalu
pernah membaca buku yang berjudul
Mengapa
Umat Islam Tertinggal karangan Syekh Syakib Arslan, pada saat itu
saya sedang menempuh pendidikan SMA di pesantren. Kemudian pada tulisan kali
ini saya ingin mengingat kembali tentang buku itu berdasarkan ringkasan yang
pernah saya buat dalam buku khusus ringkasan buku-buku.
Secara
umum, kondisi umat Islam masa kini yaitu abad 14 H atau abad 20-21 M tidaklah
menggembirakan dan membahagiakan. Baik dalam aspek keagamaan maupun keduniaan,
baik dalam aspek material maupun aspek spiritual. Padahal sebelumnya Islam
berada di garda terdepan selama seribu tahun.Peradaban Islam telah tercatat
dalam sejarah dan tidak ada yang memperdebatkannya, tercatat banyak peninggalan-peninggalannya.
Faktor
kemajuan umat Islam pada masa lalu berpulang pada agama Islam itu sendiri, Arab
yang dulunya sangat bodoh dan jahiliyah, kemudian Islam masuk dan merubah
bangsa Arab sesuai Al-Qur’an. Dalam tempo separuh abad saja, Islam berhasil
menaklukan separuh bola dunia. Andai saja tidak terjadi pertikaian pada akhir
era Utsman dan era Ali, tentulah Islam sudah menaklukan dunia tanpa halangan
berarti.
Faktor
kemajuan itu telah hilang, hingga iman hanya tinggal nama, Islam hanya tinggal
tulisan, dan Al-Qur’an hanya tinggal senandung bacaan dan pajangan saja, tanpa
diamalkan perintah dan larangan-Nya. Umat Islam kehilangan semangat berjuangnya
yang dimiliki para pendahulunya.
Kemudian
ada beberapa faktor penyebab ketertinggalan umat Islam yang dituliskan dalam
buku ini. Pertama, kebodohan. Orang-orang
yang tidak bisa membedakan antara yang benar dan yang salah. Akhirnya, mereka
hanya bisa menerima permasalahan saja. Kedua,
pengetahuan yang tanggung. Ini lebih
berbahaya daripada kebodohan. Ketiga, kerusakan
akhlak. Hilangnya nilai-nilai yang dituliskan dalam Al-Qur’an, dalam membangun
bangsa, peran akhlak lebih besar dari intelektual. Imam As-Syauqi : ” Setiap
bangsa tetap ada selama masih berbudi pekerti, apabila budi pekerti bangsa
sudah lenyap, selamanya mereka pergi”. Keempat,
dekadensi moral para pemimpinnya. Secara khusus para pemimpin saat ini
banyak yang seenaknya dalam mengurus masyarakat. Dulu ulama yang menasihati
para pemimpin, tetapi seiring berjalannya waktu, generasi ulama menjadikan ilmu
sebagai ladang penghidupan, menjadikan agama sebagai alat pancing dunia,
menjilat para pemimpin yang fasik. Akibatnya lenyaplah kemaslahatan umat, Islam
pun terpuruk, sementara musuh-musuh merajalela. Kelima, sifat pengecut dan penakut. Padahal sebelumnya umat Islam
terkenal paling berani dan tidak takut mati. Sifat ini diperparah dengan rasa
putus asa terhadap Rahmat Allah SWT. Keenam,
hilangnya kepercayaan diri. Ini adalah penyakit sosial yang terparah
sekaligus kerusakan rohani yang terburuk. Setiap kali penyakit ini menyakiti
seseorang, pastilah membinasakannya. Setiap kali menjangkit suatu umat,
pastilah penyakit ini mengiringnya pada kepunahan. Bagaimana punya harapan
sembuh seorang pasien yang meyakini ia akan meninggal. Para dokter sepakat
bahwa kekuatan rohani merupakan obat utama bagi penyakit jasmani. Salah satu
faktor terbesar dari kesembuhan adalah keinginan untuk sembuh.
Umat
Islam bisa bangkit, maju, dan Berjaya dengan pengorbanan harta dan jiwa. Umat Islam
harus berani berkorban dan harus bertekad kuat untuk bisa bangkit kembali, dan
tetap memegang teguh ajaran Islam, mengikuti perkembangan zaman, dan
memanfaatkannya dengan hal-hal yang baik.
Dalam
buku ini juga terdapat dalil-dalil sebagai sumber isi buku.
Comments
Post a Comment