Sempat
berdiskusi dengan kawan-kawan sesama mahasiswa juga dengan jurusan yang sama.
Diskusi yang menarik membahas tentang pergerakan mahasiswa lebih khusus lagi
tentang aksi demo yang kerap kali dilakukan oleh mahasiswa. Pembahasan yang
cukup menarik bagi kalangan mahasiswa sejarah dengan membawa bidang
keilmuwannya.
Demo-demo yang dilakukan oleh mahasiswa sendiri memang
selalu diprakarsai atau digerakkan dengan organisasi yang bernama Badan
Eksekutif Mahasiswa atau disingkat BEM. Sebuah organisasi yang memang baru
dikenal nama itu pasca reformasi. Dalam sejarahnya organisasi mahasiswa pernah
dikenal dengan nama Dewan Mahasiswa, dalam beberapa sumber dijelaskan bahwa
berdirinya organisasi mahasiswa ini untuk membendung pemikiran dan pergerakan
mahasiswa. Dalam keberjalanan sejarahnya, organisasi pergerakan mahasiswa ini
sempat mengalami pasang surut dan sempat tertatih-tatih mengahadapi kebijakan
yang berlaku.
Sedikit menjelaskan terlebih dahulu bahwa sejarah
pergerakan mahasiswa selalu berbeda-beda sesuai pengaruh lingkungan,
kebudayaan, dan kebijakan yang berlaku pada zamannya masing-masing. Umumnya
sejarah pergerakan mahasiswa dibedakan menjadi empat periode yaitu sebelum
kemerdekaan, pasca kemerdekaan dan orde lama, orde baru, dan pasca reformasi. Sebelum
kemerdekaan mahasiswa sebagai golongan kaum priyayi dan golongan terpelajar,
bergerak berorganisasi dan berjuang untuk Indonesia merdeka. Pada zaman ini
tekanan yang dirasakan oleh para mahasiswa Indonesia berasal dari kolonial
Belanda. Mahasiswa Indonesia bergerak dalam rangka tujuannya kemerdekaan
Indonesia.
Kemudian pasca Indonesia merdeka dan berlaku rezim orde
lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Pada zaman ini mahasiswa mulai
membentuk organisasi masing-masing dan bertambah banyak berdirinya organisasi.
Pada zaman ini juga mulai banyak berkembang pemikiran dan ideologi.
Perkembangan pergerakan mahasiswa diwarnai dengan pemikiran dan ideologi apa
yang dianut para mahasiswa pada masa orde lama. Akhirnya orde lama berakhir
dengan kejatuhan kekuasaan Presiden Soekarno yang pada waktu itu juga mahasiswa
bergerak dan berperan didalamnya, yang membentuk suatu istilah mahasiswa
angkatan ’66.
Orde lama berakhir dan dimulai dengan rezim orde baru
yang dipimpin oleh Soeharto. Kepemimpinan Presiden Soeharto ini merupakan
pemerintahan yang pejabatnya banyak diisi oleh kalangan militer. Mahasiswa
angkatan ’66 banyak yang direkrut untuk menduduki jabatan-jabatan yang ada pada
kepemimpinan Presiden Soeharto. Terciptalah pergerakan mahasiswa baru dengan
mayoritas juga orang-orang baru. Pada masa orde baru ini pergerakan mahasiswa
sempat terseok-seok, pasalnya di tahun 1978 pernah dikeluarkan kebijakan
NKK/BKK di seluruh kampus di Indonesia. Memang banyak sekali bentuk-bentuk
pelemahan kepada pergerakan mahasiswa dari kebijakan-kebijakan yang berlaku. Pergerakan
mahasiswa terhadap permasalahan sosial politik pada masa orde baru cukup
kencang, karena memang pemerintahan rezim orde baru terkenal dengan kerasnya
terhadap kebebasan berpendapat dan berekspresi. Pada akhirnya lahir istilah
mahasiswa angkatan ’74 dan ’98 di masa orde baru ini. Orde baru tumbang dengan
juga peran mahasiswa angkatan ’98 yang bergerak menyuarakan perubahan.
Kemudian berkembang pergerakan mahasiswa di zaman pasca
reformasi sampai sekarang ini. Dimana organisasi mahasiswa yang banyak
berurusan dengan masalah sosial politik dikenal degan nama BEM atau Badan
Eksekutif Mahasiswa. Beberapa kali saya bertanya kepada para aktivis mengenai
arah atau orientasi pemikiran dan pergerakan mahasiswa hari ini, dan banyak
yang menjawab bahwa kita mengalami penurunan kehidupan mahasiswa seperti di
masa sebelumnya. Kira-kira secara singkat begitulah perjalanan pergerakan
mahasiswa dari zaman ke zaman, karena memang bukan itu yang ingin dimaksud
dalam tulisan ini.
Dikala mahasiswa dekat dengan dunia sosial politik, ada
beberapa pertanyaan yang sangat mungkin untuk dijadikan bahan diskusi, yaitu
haruskah mahasiswa berpolitik ? - arti politik disini adalah politik
pmerintahan atau politik praktis seperti halnya para politikus negara. Kita ini
sebagai mahasiswa merupakan masyarakat yang digolongkan dengan golongan kaum
intelektual atau insan akademis. Apa tugas utama seorang intelektual, banyak
pendapat yang menjelaskan hal ini, tetapi tugas yang banyak menjadi kesepakatan
adalah mengembangkan batas-batas ilmu pengetahuan manusia. Sudah seharusnya
mahasiswa berkembang dan berproses dengan bidang keilmuannya masing-masing. Mahasiswa
tidak seharusnya berpolitik, terlebih tidak seharusnya melakukan demo-demo di jalanan
untuk menyampaikan aspirasi. Terlebih disebutkan bahwa BEM merupakan lembaga
politik yang berada di lingkup akademis yaitu universitas.
Bagi saya, semua orang pasti setuju dengan tugas kaum
intelektual untuk mengembangkan batas-batas ilmu pengetahuan manusia. Ciri
mahasiswa adalah berkembang dan selalu berusaha menjadi lebih baik, atau yang
sering disebut dengan istilah progresif. Tidak lupa juga tipe mahasiswa adalah
Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Tiga hal ini yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Mengembangkan
batas-batas ilmu pengetahuan bukan hanya terpaku dengan belajar di kelas,
melainkan juga mencari kesibukan diluar kuliah apapun itu bentuknya, namun yang
biasa menjadi kegiatan mahasiswa kebanyakan adalah berorganisasi. Dan apapun
organisasinya kita selalu ingin berkontribusi walaupun sekecil apapun untuk
Indonesia, karenanya tingkat kematangan berfikir kita dilihat dari seberapa
jauh kita bisa saling mengapresiasi dan menghargai.
Mengenai BEM sendiri, bagi saya benar BEM dapat dikatakan
organisasi poltik, karena melalui sistem pemilihan, adanya kampanye, ada partai
politik, dan lembaga-lembaga lain seperti politik praktis. Namun yang harus
dilihat disini adalah bahwa BEM ini merupakan lembaga politik yang murni.
Kalaupun dikatakan ada partai politik yang menandakan kepentingan atau
keberpihakan, tapi kepentingan ini bukanlah kepentingan dengan nafsu kekuasaan.
Tidak ada pihak oposisi penuh dalam BEM, bahkan lawan politik dalam pemilihan pun
bisa menjadi kerabat kerja atau masuk dalam kebinet kerja yang terpilih.
Artinya keterbukaan ini mencirikan idealisme mahasiswa tanpa kepentingan.
Masalah demo mahasiswa sebenarnya kalau kita meminta cara
yang lebih bagus daripada turun ke jalan itu pasti ada di setiap BEM di seluruh
universitas di Indonesia, BEM sendiri sudah tau dengan tahapan atau cara-cara
menyampaikan aspirasi. Demo merupakan salah satu cara untuk menyampaikan
aspirasi, tidak setuju boleh tapi tidak boleh melarang, karna kita negara
demokrasi dimana demo itu diperbolehkan. Demo merupakan cabang dari aksi
mahasiswa, yaitu aksi horizontal dan aksi vertikal. Ketika kita berbicara BEM
bukan berarti otomatis mereka adalah orang-orang yang berpolitik praktis, coba
tanyakan pada mereka yang masuk BEM, saya yakin motivasi mereka dan tujuan
mereka bukanlah ingin berpolitik. Kaum intelektual sebelum kemerdekaan memang
merupakan orang-orang yang berpolitik untuk Indonesia merdeka. Kalau hari ini
mahasiswa sebagai kaum intelektual dan insan akademis tidak harus berpolitik
bahkan tidak boleh berpolitik boleh saja, asalkan kaum intelektual tidak buta
politik. Dan biasanya ruang-ruang yang menyediakan kemelekan dalam hal politik
adalah BEM, dan itu merupakan upaya mengembangkan batas-batas ilmu pengetahuan
manusia.
Apapun kesibukan kita
diluar jam perkuliahan bukan berarti kita meninggalkan kehidupan akademis kita,
hanya saja kita harus bekerja lebih keras dari biasanya.
Comments
Post a Comment