Nilai Religius Sebagai Penyadaran Pemahaman untuk Mengatasi Krisis Moral



Hidup dari masa ke masa selalu mengalami perkembangan zaman, dibuktikan dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Sejatinya dengan perkembangan zaman ini manusia semakin mudah melakukan aktifitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi membuat manusia berpikir dan belajar untuk terus memanfaatkannya. Hari ini manusia semakin cerdas, karena ada ilmu pengetahun yang terus dipelajari, dengan ilmu itu semakin cerdas pula manusia menggunakan serta memanfaatkan teknologi dan informasi untuk menunjang aktifitasnya. Proses perkembangan zaman ini dikategorikan dalam suatu penggalan zaman yang sering kita sebut dengan era globalisasi. Dimana era globalisasi ini masuk dan mempengaruhi manusia atau masyarakat dalam tataran dunia. Masyarakat dunia semakin merasakan majunya ilmu pengetahun, teknologi, dan informasi yang merupakan unsur terbesar dari proses globalisasi. 

            Bagi masyarakat dunia dan khususnya Indonesia, pengaruh dari proses globalisasi sangat kuat masuk membersamai aktifitas dan kegiatan masyarakat. Pengaruh dari proses globalisasi ini menampakkan banyak ciri atau tanda seperti misalkan gaya hidup, pemikiran atau cara berpikir seseorang, pola bermasyarakat, dan sebagainya. Bahkan jika kita berbicara tentang peradaban akan sangat berkaitan dengan yang namanya budaya dengan tujuh unsurnya yang pasti akan ikut dipengaruhi karena proses penggalan zaman yang membentuk suatu peradaban. Proses perkembangan zaman di era globalisasi ini tentu mempengaruhi tujuh unsur kebudayaan yaitu sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial dan politik, sistem teknologi, sistem mata pencaharian dan ekonomi, sistem bahasa, agama, dan kesenian. Singkatnya tujuh unsur kebudayaan yang sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari sebagai individu dan masyarakat juga akan terpengaruh dengan proses globalisasi. Setiap penggalan zaman dimana tujuh unsur kebudayaan ini terpengaruh maka akan membentuk suatu peradaban sendiri, dan kini kita sedang berada di era globalisasi dengan segala bentuknya untuk membentuk suatu peradaban. 

Tentunya pengaruh mendasar bagi kehidupan masyarakat adalah gaya hidup seseorang yang menentukan moral dari setiap individu. Jadi, moral sebagai unsur mendasar seorang individu dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ini juga ikut mendapat pengaruh dari proses globalisasi yang sedemikian kompleks. Globalisasi dengan unsur yang paling berpengaruhnya yaitu ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi mempengaruhi gaya hidup manusia sebagai individu dan masyarakat yang mencakup tujuh unsur kebudayaan, kemudian merambat berdampak dan berpengaruh pula terhadap moral seseorang. 

Kemudian kembali jika kita cermati era globalisasi yang sedang kita rasakan ini, kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan globalisasi. Para ahli banyak memberikan pendapatnya mengenai pengertian globalisasi sendiri. Dapat disebut misalkan menurut Anthony Giddens bahwa globalisasi adalah intensifikasi sebuah hubungan masyarakat di seluruh dunia yang mengaitkan seluruh daerah sehingga kejadian lokal dapat terbentuk dari peristiwa yang terjadi bermil-mil jaraknya dan sebaliknya pula. Kemudian menurut Selo Soemardjan bahwa globalisasi adalah sebuah proses terbentuknya suatu sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat yang berada di dunia yang mempunyai tujuan untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama. Emanuel Ritcher pun berpendapat tentang globalisasi adalah sebuah jaringan kerja global yang secara bersamaan dapat menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpisah-pisah dan terisolasi dalam saling ketergantungan dan persatuan dunia. Secara umum bisa ditarik kesimpulan bahwa globalisasi ini merupakan sebuah proses membentuk suatu tatanan dunia yang saling terhubung dan berkaitan sehingga tercapai masyarakat global yang mempunyai kesamaan. 

Sedangkan moral sendiri mempunyai pengertian yang beragam menurut para ahli, seperti  Hurlock mengartikan moral sebagai sopan santun, kebiasaan, adat istiadat, dan aturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Dian Ibung menjelaskan pendapatnya bahwa moral adalah nilai yang berlaku dalam suatu lingkungan sosial dan mengatur tingkah laku seseorang. Selanjutnya menurut Imam Sukardi moral adalah kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran tindakan yang diterima oleh umum atau masyarakat meliputi kesatuan sosial ataupun lingkungan tertentu. Dari ketiga pendapat para ahli yang dijelaskan, bisa ditarik kesimpulan bahwa moral merupakan nilai kebaikan yang berkaitan dengan sopan santun atau kebiasaan yang diketahui dan diterima oleh masyarakat.  

Bila diruntut dengan melihat perjalanan sejarah, globalisasi ini didahului kemunculannya dengan suatu zaman dimana Eropa ingin bangkit kembali, yaitu zaman renaissance berarti kembali lahir. Zaman renaissance ini muncul di abad ke-16 M setelah Eropa melalui waktu panjang dalam zaman yang dinamai dengan abad pertengahan. Renaissance sendiri dimaknai dengan zaman kebangkitan atau kelahiran kembali peradaban Eropa yang merindukan peradaban Yunani dan Romawi yang sempat berjaya. Renaissance juga merupakan suatu titik dimana masyarakat Eropa jenuh dengan dunia dan kehidupan abad pertengahan yang dianggap banyak penyimpangan. Kita tahu bahwa corak abad pertengahan adalah pemerintahan dengan gereja sebagai otoritas tertinggi atau sebagai agama negara. Abad pertengahan bertahan dari abad ke-5 sampai abad 15 M. 

Selama abad pertengahan berlangsung di tanah Eropa, ilmu pengetahuan terasa mengalami kemandekan, terjadi suatu keadaan yang statis dalam ilmu pengetahuan di Eropa karena otoritas gereja yang kuat. Semua kehidupan dan kebijakan harus sesuai dengan gereja, barangsiapa yang memiliki gagasan dan pemikiran berbeda dengan gereja akan dianggap sesat dan sihir. Kemudian berlangsung juga surat penebusan dosa yang dijual bebas dan kehidupan agama yang sangat kuat mewarnai berlangsungnya abad pertengahan di Eropa. Akhirnya dengan kehidupan agama yang tidak membebaskan manusia dan kemandekan ilmu pengetahuan ini lahirlah renaissance yang kemudian melahirkan paham-paham yang jauh dengan Tuhan, hal ini diawali dengan munculnya ideologi atau paham yang bernama humanisme dimana fokus yang utama terdapat kepada manusia. Semua yang terjadi merupakan kehendak manusia dan tidak ada campur tangan Tuhan di dalamnya, manusialah yang berkehendak atas segala sesuatu. 

Zaman renaissance terus berlangsung dan mempengaruhi seluruh tataran kehidupan masyarakat di Eropa. Mereka mulai kembali melahirkan kehidupan Yunani dan Romawi, sehingga keadaan Eropa di zaman renaissance menampakkan kehidupan yang lebih rasional. Eropa melaju dengan sebuah peradaban yang melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu aktifitas manusia. Eropa juga dikenal dengan Revolusi Industri di Inggris dengan terciptanya mesin uap sebagai pengganti tenaga manusia, kemudian lahirlah terus teknologi-teknologi terbarukan. Terjadi pula Revolusi Prancis yang merupakan revolusi sosial dengan lahirnya paham-paham kenegaraan yang lebih memperhatikan rakyat. Sehingga ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi berkembang pesat di Eropa. 

Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi di Eropa ini juga dibarengi dengan kehidupan yang lebih rasional tetapi jauh dengan nilai-nilai ketuhanan. Humanisme melahirkan pemahaman sekuler dan liberal dalam pola pikir seseorang, sehingga bisa kita cermati dengan cara pandang atau cara berpikir seperti ini menjadikan seseorang memandang dunia hanya sebatas materi. Bahkan cara pandang materialistik ini mengakibatkan terjadinya pertentangan kelas yang kita kenal dengan kapitalisme dan komunisme. Tidak jauh berbeda diantara kedua paham ini, mereka sama-sama memperjuangkan kelas mereka karena materi yang menjadi orientasi utama. Berpikir rasional dengan pemahaman antroposentris dan orientasi hidup materi menjadikan Eropa berkembang dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasinya yang pesat. 

Perkembangan yang dimulai di Eropa terus berlangsung hingga muncul sebuah istilah yang dinamakan globalisasi untuk membentuk suatu tatanan masyarakat global. Proses pembentukan tatanan masyarakat global ini dibuktikan dengan pengaruhnya terhadap negara-negara di bagian lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini Eropa telah menjadi kiblat ilmu pengetahuan, bahkan teknologi dan informasi menjadi rujukan negara-negara lain di dunia termasuk Indonesia. Akan tetapi yang disayangkan dalam proses globalisasi ini adalah terjadinya suatu masyarakat yang rendah nilai. Pembentukan masyarakat global ini tidak memiliki suatu nilai yang dipegang sebagai pedoman. Akibatnya terjadi ketidakjelasan antara yang benar dan yang salah, nilai-nilai moralitas tidak lagi bisa dihargai, akhirnya berujung pada kenihilan dari kebenaran dan nilai. 

Dapat kita ambil contoh adalah Indonesia. Begitu kuatnya arus dan budaya dari globalisasi membuat masyarakat Indonesia terlalu mudah menangkap tanpa menyaringnya dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara. Adanya Pancasila yang ditetapkan sebagai ideologi dan dasar negara untuk diperhatikan dan diimplemantasikan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi apa jadinya ketika kita mengikuti arus globalisasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi dalam keadaan yang rendah nilai. Ikut meramaikan perkembangan dunia dengan keadaan kosongnya nilai-nilai yang dijadikan sebagai pedoman. Sehingga kenihilan terhadap kebenaran dan nilai menjadikan tidak teraturnya tatanan sosial dan hilangnya nilai-nilai moralitas. 

Begitu disayangkan proses globalisasi dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang sejatinya memudahkan dan memberikan manfaat bagi manusia tetapi yang terjadi sebaliknya, hilangnya nilai-nilai ketuhanan, agama, kebenaran, dan moralitas. Akibatnya lebih banyak efek negatif yang berpengaruh terhadap diri seseorang. Jadi, kelahiran kembali ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi dengan cara berpikir antroposentris dan materi sebagai orientasi utama menyebabkan tatanan kehidupan menjadi rendah nilai serta tidak ada yang bisa dijadikan pedoman bersama. 

Oleh karena itu, hal yang pertama yang perlu diimplementasikan dalam permasalahan moral adalah menyadarkan kembali pemahaman atau pola pikir kita yang terlalu materialistik, tingkatkan kembali nilai-nilai religiusitas dalam diri kita. Kemudian teknologi dan informasi menjadi perantara kita untuk kembali memperhatikan nilai-nilai dalam tatanan kehidupan serta semakin cerdasnya manusia dalam hal ilmu pengetahuan akan membuat manusia lebih cerdas dalam memilah antara yang baik dan buruk juga antara yang benar dan salah. Sebagai seorang muslim dan warga negara Indonesia, nilai yang dipegang adalah Al-Qur’an dan Hadits kemudian nilai-nilai Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia. 


 Daftar Pustaka




Djaja, W. 2012. Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern. Yogyakarta: Ombak. 

Fiwka, E. 2017. Pengertian Globalisasi Menurut Para Ahli. Situs Berita Pendidikan. 16 Januari. www.masterpendidikan.com. 

Husaini, A. 2005. Wajah Peradaban Barat Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekuler-Liberal. Jakarta: Gema Insani. 


Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta. 


Quthb, M. 1990. Jahiliyah Abad Dua Puluh Mengapa Islam Dibenci. Bandung: Penerbit Mizan. 

Susanto, B. 2016. Pengertian Moral Menurut Para Ahli. Seputar Pengetahuan. 19 Agustus. www.spengetahuan.com. 

Zarkasyi, HF. 2012. Misykat Refleksi Tentang westernisasi Liberalisasi dan Islam. Jakarta Selatan: INSIST-MIUMI.
 

 
 

Comments